Minggu, 09 Desember 2012

Indeks Pembangunan Manusia


A.    Pengertian Indeks Pembangunan Manusia
UNDP (United Nation Development Programme) mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimated end) sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan (UNDP, 1995). Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.    Produktivitas
Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia.
2.    Pemerataan
Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil menfaat dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
3.    Kesinambungan
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan harus selalu diperbaharui.


4.    Pemberdayaan
Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan.
Secara khusus, indeks pembangunan manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan keempat komponen yaitu angka harapan hidup yang mewakili bidang kesehatan, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mengukur capaian pembangunan di bidang pendidikan, dan kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran perkapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembanguna untuk hidup layak.
   Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka umur harapan hidup.Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli.
·         Angka Harapan Hidup
Angka harapan hidup adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Ada dua jenis data yang digunakan dalam penghitungan angka harapan hidup yaitu anak lahir hidup dan anak masih hidup.
·         Tingkat Pendidikan
Untuk mengukur dimensi pengetahuan penduduk digunakan dua indikator, yaitu rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Sedangkan angka melek huruf adalah perse ntase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis.
Contoh perhitungan :


MYS   = rata-rata lama sekolah
Fi         = frekuensi penduduk berumur 15 tahun keatas untuk jenjang pendidikan i
Ji          = lama sekolah untuk masing-masing jenjang pendidikan yang ditamatkan atau tingkat pendidikan yang pernah diikuti
i            = jenjang pendidikan
 
dimana ;





·         Standar Hidup Layak
Dalam cakupan lebih luas standar hidup layak menggambarkan tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin membaiknya ekonomi.
B.     Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
1.    Komponen Dalam Pembangunan Manusia
       Komponen IPM tersusun atas tiga komponen yaitu lamanya hidup, diukur dengan harapan hidup pada saat lahir, tingkat pendidikan, diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf pada penduduk dewasa (dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga), dan tingkat kehidupan yang layak, diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan. Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih suatu nilai indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut :
Ilustrasi Penghitungan IPM
Rumus penghitungan IPM dapat disajikan sebagai berikut :
IPM  = 1/3 [X(1) + X(2) + X(3)]                                                    ……… (1)

dimana :
            X(1)   : Indeks harapan hidup
X(2)  : Indeks pendidikan = 2/3(indeks melek huruf) + 1/3(indeks rata-rata lama sekolah)
            X(3)   : Indeks standar hidup layak
Indeks X(i)=  X(i) - X(i)min / [X(i)maks - X(i)min]                             ……… (2)
dimana :
            X(1)        : Indikator ke-i (i = 1, 2, 3)
X(2)        : Nilai maksimum sekolah X(i)
X(3)        : Nilai minimum sekolah X(i)
Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X(i) disajikan pada tabel 1
Tabel 1
Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM
Indikator Komponen IPM (=X(I))
Nilai maksimum
Nilai Minimum
Catatan
Angka Harapan Hidup
  85
25
Sesuai standar global (UNDP)
Angka Melek Huruf
100
  0
Sesuai standar global (UNDP)
Rata-rata lama sekolah
  15
  0
Sesuai standar global (UNDP)
Konsumsi per kapita yang disesuaikan 1996
732.720 a)
300.000 b)
UNDP menggunakan PDB per kapita riil yang disesuaikan
(Sumber :manual teknis operasional pengembangan dan pemafaatan indeks pembangunan manusia(IPM) dalam perencanaan pembangunan manusia (BPS, BAPPENAS,UNDP).

Catatan: (contoh di Indonesia)
a)      Proyeksi pengeluaran riil/unit/tahun untuk propinsi yang memiliki angka tertinggi (Jakarta) pada tahun 2018 setelah disesuaikan dengan formula Atkinson. Proyeksi mengasumsikan kenaikan 6,5 persen per tahun selama kurun 1993-2018.
b)      Setara dengan dua kali garis kemiskinan untuk propinsi  yang memiliki angka terendah tahun 1990 di daerah pedesaan Sulawesi Selatan dan tahun 2000 di Irian Jaya. Konsumsi per kapita yang disesuaikan untuk tahun 2000 sama dengan konsumsi per  kapita yang disesuaikan tahun 1996.
Sebagai ilustrasi penghitungan dapat diambil contoh Propinsi Jawa Barat Tahun 2002 (angka sementara) yang memiliki data sebagai berikut :
            Angka harapan hidup                                           :  64,93
            Angka melek huruf                                              :  93,94
            Rata-rata lama sekolah                                         :  7,04
            Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan           :  Rp 551.350,-
Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung indeks masing-masing komponen menggunakan persamaan (2) :
         Indeks angka harapan hidup         : (64,93 – 25) / (85 – 25) = 0,6655
         Indeks angka melek huruf            : (93,10 – 0) / (100 – 0) = 0,9310
         Indeks rata-rata lama sekolah       : (7,04 – 0) / (15 – 0) = 0,4693
         Indeks pendidikan            : 2/3 (0,9310) + 1/3 (0,4693) = 0,7771
         Indeks Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan :
      (551,35 – 300) / (732,72 – 300) = 0,5808
Akhirnya angka IPM dapat dihitung menggunakan persamaan (1) :
IPM = 1/3 (0,6655 + 0,7771 + 0,5808) = 0,6745  (Angka sementara)
Sebagai catatan, Untuk memudahkan dalam membaca angka IPM disajikan dalam ratusan (dikalikan 100) sehingga IPM Jawa Barat Tahun 2002  adalah 67,45
Bagan 1. Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia










Tabel  2
Ranking Indeks Pembagunan Manusia
di beberapa Negara pada tahun 2006-2007
Negara
2006
2007
Indonesia
Vietnam
Filipina
Thailand
Malaysia
Brunei
Singapura
Jepang
109
114
102
81
63
27
28
8
111
116
105
87
66
30
23
10
Sumber : UNDP, Human Development Report 2006-2007
Tabel. 3
Nilai Indeks Pembangunan Manusia (HDI) di Asia
berdasarkan data tahun 2007
Negara
Harapan hidup sejak lahir
(tahun)
Tingkat melek huruf
( % )
Ratio pendaftaran sekolah
( % )
PDB real per orang
Education Index
Nilai HDI
Peringkat
Jepang
82,7
99,0
87
33.632
0,95
0,960
10
Singapura
80,2
94,4
85
40.000
0,91
0,944
23
Hongkong
82,2
94,6
74
40.000
0,88
0,944
24
Korea
79,2
99,0
99
24.801
0,99
0,937
26
Brunei
77,0
94,9
78
40.000
0,89
0,920
30
Malaysia
74,1
91,9
71
13.518
0,85
0,829
66
Thailand
68,7
94,1
78
8.135
0,89
0,783
87
RR Cina
72,9
93,3
69
5.383
0,85
0,772
92
Filipina
71,6
93,4
80
3.406
0,89
0,751
105
Indonesia
70,5
92,0
68
3.712
0,84
0,734
111
Vietnam
74,3
90,3
62
2.600
0,81
0,725
116
Laos
64,6
72,7
60
2.165
0,68
0,619
133
Kamboja
60,6
76,3
59
1.802
0,70
0,593
137
Myanmar
61,2
89,9
56
904
0,79
0,586
138
PNG
60,7
57,8
41
2.084
0,52
0,541
148
Sumber : UNDP, Human Development Report 2007.
Tabel 3di atas, angka harapan hidup tertinggi dicaapi oleh Jepang, yaitu sebesar 82,7, artinya bahwa rata-rata masyarakat Jepang dapat mencapai umur 82,7 tahun atau mendekati 83 tahun. Demikian pula untuk tingkat melek huruf sebesar 99,0, artinya bahwa hanya 1 persen jumlah penduduk Jepang yang buta huruf sisanya 99 persen sudah melek huruf. Hal ini menunjukkan bahwa, tingkat buta huruf di Jepang sangat rendah.
Sebaliknya, untuk Indonesia angka harapan hidup dicapai pada angka 70,5, artinya bahwa masyarakat Indonesia hanya dapat bertahan hidup pada umur 70,5 tahun, bandingkan dengan Jepang yang dapat mencapai umur hampir 83 tahun. Untuk melek huruf Indonesia hanya mencapai 92,0, artinya bahwa tingkat buta huruf di Indonesia adalah sebesar 8,0 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Hanya 92,0 persen saja penduduk Indonesia yang tidak buta huruf. Ranking tertinggi nilai HDI di Kawasan Asia dicapai oleh negara Jepang, yaitu ranking 10 dunia, sedangkan Indonesia ranking 111.
Berdasarkan nilai tersebut, maka pembangunan manusia untuk Indonesia termasuk cukup, sebaliknya pembangunan manusia di Jepang termasuk sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa di Jepang, pembangunan sudah berorientasi pada kepentingan manusia. Sumber daya manusia merupakan prioritas utama dalam usaha peningkatan kualitas. Sebaliknya, di Indonesia, perhatian akan manusia dalam proses pembangunan masih rendah, sehingga tidaklah mengherankan apabila kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih rendah.
C.           Mengukur Keberhasilan Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi saja tetapi juga dari sisi lainnya. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh faktor ekonomi dan non ekonomi. Dalam buku Mudrajad Kuncoro (Ekonomika Pembangunan, 2006) menetapkan ada 2 (dua) indikator utama dalam menentukan keberhasilan pembangunan di negara sedanga berkembang, yaitu indikator ekonomi dan indikator sosial. Indikator ekonomi meliputi :
1.         Laju pertumbuhan ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi merupakan indikator ekonomi yang paling utama dalam menilai keberhasilan pembangunan. Sebelum makna pembangunan mengalami perubahan, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu yang mutlak harus dicapai oleh negara sedang berkembang.
2.         Gross National Product (GNP) atau Pendapatan nasional perkapita
Untuk memperoleh data perhitungan pendapatan nasional perkapita suatu masyarakat ini dapat diperoleh dengan cara menghitung pendapatan nasional atau GNP (gross national product) suatu negara dibagi dengan jumlah penduduk. Perhitungan pendapatan perkapita suatu masyarakat pada umumnya dilakukan tiap satu tahun sekali. Dari data yang diperoleh ini dapat diambil manfaat antara lain :
a. Dengan adanya data pendapatan perkapita suatu masyarakat dari tahun ke tahun ini dapat memperlihatkan perkembangannya dari tahun ke tahun.
b. Dengan tersedianya data di masa lalu ini dapat digunakan sebagai suatu acuan dalam mengambil kebijakan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu perhitungan pendapatan perkapita masyarakat suatu negara adalah sangat perlu dan penting mengingat besar sekali manfaat yang diperoleh. Di samping itu untuk menganalisa ada tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara dapat dilihat secara sekilas dari data tersebut. Selain itu data perkembangan pendapatan perkapita masyarakat suatu negara dari tahun ke tahun akan dapat memberikan suatu gambaran mengenai antara lain :
1. Laju perkembangan tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara.
2. Perubahan dalam corak perbedaan tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara.
3. Dapat meramalkan tingkat pendapatan perkapita penduduk suatu negara untuk masa yang akan datang.
Dengan adanya data mengenai tingkat pendapatan nasional dan jumlah penduduk dari tahun ke tahun maka bisa dilihat laju pertumbuhan pendapatan nasional dari tahun ke tahun. Dengan demikian maka dapat dibandingkan keadaannya. Karena tingkat pendapatan nasional sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan, dengan demikian tingkat kesejahteraan penduduk bisa juga dilihat dari tahun ke tahun apakah selalu mengalami kenaikan, penurunan ataukah tetap.
3.         Gross Domestic Product (GDP) per perkapita dengan Purcashing Power Parity.
Indikator Sosial meliputi :
1.      Human Development Index (HDI)
2.       Physical Quality Life Index (PQLI)
Indeks mutu hidup atau Physical Quality Life Index disingkat PQLI merupakan indeks gabungan dari 3 indikator utama, yaitu Angka harapan hidup pada usia satu tahun,  Angka kematian, Tingkat melek huruf.
Jakarta, 8 November 2011--Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) Indonesia berdasarkan riset United Nations Development Programme (UNDP) meningkat dari 0,613 pada tahun 2010 menjadi 0,617 pada tahun ini. ndeks ini berbeda dengan versi Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2011 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam Susenas, IPM Indonesia mencapai 0,65. Hal ini menyebabkan perbedaan peringkat HDI versi UNDP dan BPS. UNDP menempatkan HDI Indonesia di peringkat 124 dari 187 negara, Sedangkan jika menggunakan data BPS, HDI Indonesia berada di peringkat 111. Perbedaan perhitungan ini terjadi karena adanya perbedaan metodologi. Peningkatan IPM dipengaruhi tiga faktor, yaitu harapan hidup dan kesehatan,  pengetahuan serta standar hidup atau pendapatan perkapita. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh  menyatakan salah satu meningkatkan IPM adalah dengan meningkatkan akses dan daya saing pendidikan tinggi, mutu pendidik serta pembangunan perguruan tinggi negeri di daerah perbatasan.

DAFTAR RUJUKAN

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomika Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Mardiyah, Siti, MA. 2001. Konsep Indeks Pembangunan Manusia, Tiga Dimensi Pokok Pembangunan Manusia. Biro Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur, Surabaya.
http://www.jombangkab.go.id/e-gov/misc/JDA/IPM_2010.pdf, (online) diakses pada tanggal 3 februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar