A.
Pengertian
Indeks Pembangunan Manusia
UNDP (United Nation Development Programme) mendefinisikan pembangunan
manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk.
Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the
ultimated end) sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal
means) untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan
pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah
produktivitas, pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan (UNDP, 1995). Secara
ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Produktivitas
Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan
berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Pembangunan
ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan
manusia.
2. Pemerataan
Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses
terhadap semua sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil
kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat
mengambil menfaat dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat
meningkatkan kualitas hidup.
3.
Kesinambungan
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial
harus dipastikan tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga generasi yang
akan datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan harus selalu
diperbaharui.
4.
Pemberdayaan
Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam
keputusan dan proses yang akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta
untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan.
Secara
khusus, indeks pembangunan manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia
berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan data
yang dapat menggambarkan keempat komponen yaitu angka harapan hidup yang
mewakili bidang kesehatan, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah
mengukur capaian pembangunan di bidang pendidikan, dan kemampuan daya beli
masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata
besarnya pengeluaran perkapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili
capaian pembanguna untuk hidup layak.
Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun
melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang
dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut
memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur
dimensi kesehatan, digunakan angka umur harapan hidup.Selanjutnya untuk mengukur
dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan
rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan
indikator kemampuan daya beli.
·
Angka Harapan Hidup
Angka harapan hidup
adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang
selama hidup. Ada dua jenis data yang digunakan dalam penghitungan angka
harapan hidup yaitu anak lahir hidup dan anak masih hidup.
·
Tingkat Pendidikan
Untuk mengukur dimensi
pengetahuan penduduk digunakan dua indikator, yaitu rata-rata lama sekolah dan
angka melek huruf. Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang
digunakan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal.
Sedangkan angka melek huruf adalah perse ntase
penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis.
Contoh perhitungan :
|
·
Standar Hidup Layak
Dalam cakupan lebih
luas standar hidup layak menggambarkan tingkat kesejahteraan yang dinikmati
oleh penduduk sebagai dampak semakin membaiknya ekonomi.
B. Menghitung Indeks Pembangunan
Manusia
1. Komponen Dalam Pembangunan Manusia
Komponen
IPM tersusun atas tiga komponen yaitu lamanya hidup, diukur dengan harapan
hidup pada saat lahir, tingkat pendidikan, diukur dengan kombinasi antara angka
melek huruf pada penduduk dewasa (dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata lama
sekolah (dengan bobot sepertiga), dan tingkat kehidupan yang layak, diukur
dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan. Masing-masing
indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih suatu nilai
indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum
indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut :
Ilustrasi Penghitungan IPM
Rumus penghitungan IPM dapat disajikan sebagai
berikut :
IPM = 1/3 [X(1)
+ X(2) + X(3)] ………
(1)
dimana :
X(1) :
Indeks harapan hidup
X(2) : Indeks pendidikan = 2/3(indeks
melek huruf) + 1/3(indeks rata-rata lama sekolah)
X(3) : Indeks standar hidup layak
Indeks X(i)=
X(i) - X(i)min / [X(i)maks - X(i)min] ……… (2)
dimana :
X(1) : Indikator ke-i (i = 1, 2, 3)
X(2) : Nilai maksimum sekolah X(i)
X(3) :
Nilai minimum sekolah X(i)
Nilai maksimum dan nilai
minimum indikator X(i) disajikan pada tabel 1
Tabel 1
Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM
Indikator Komponen IPM (=X(I))
|
Nilai maksimum
|
Nilai Minimum
|
Catatan
|
Angka Harapan Hidup
|
85
|
25
|
Sesuai standar global (UNDP)
|
Angka
Melek Huruf
|
100
|
0
|
Sesuai
standar global (UNDP)
|
Rata-rata
lama sekolah
|
15
|
0
|
Sesuai
standar global (UNDP)
|
Konsumsi
per kapita yang disesuaikan 1996
|
732.720 a)
|
300.000 b)
|
UNDP
menggunakan PDB per kapita riil yang disesuaikan
|
(Sumber :manual teknis
operasional pengembangan dan pemafaatan indeks pembangunan manusia(IPM) dalam
perencanaan pembangunan manusia (BPS, BAPPENAS,UNDP).
Catatan:
(contoh di Indonesia)
a) Proyeksi pengeluaran
riil/unit/tahun untuk propinsi yang memiliki angka tertinggi (Jakarta) pada
tahun 2018 setelah disesuaikan dengan formula Atkinson. Proyeksi mengasumsikan
kenaikan 6,5 persen per tahun selama kurun 1993-2018.
b)
Setara dengan dua kali garis kemiskinan untuk propinsi yang memiliki angka terendah tahun 1990 di
daerah pedesaan Sulawesi Selatan dan tahun 2000 di Irian Jaya. Konsumsi per
kapita yang disesuaikan untuk tahun 2000 sama dengan konsumsi per kapita yang disesuaikan tahun 1996.
Sebagai ilustrasi
penghitungan dapat diambil contoh Propinsi Jawa Barat Tahun 2002 (angka
sementara) yang memiliki data sebagai berikut :
•
Angka harapan hidup : 64,93
•
Angka melek huruf : 93,94
•
Rata-rata lama sekolah : 7,04
•
Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan :
Rp 551.350,-
Berdasarkan data tersebut
maka dapat dihitung indeks masing-masing komponen menggunakan persamaan (2) :
•
Indeks angka harapan hidup :
(64,93 – 25) / (85 – 25) = 0,6655
•
Indeks angka melek huruf :
(93,10 – 0) / (100 – 0) = 0,9310
•
Indeks rata-rata lama sekolah : (7,04 – 0) / (15 – 0) = 0,4693
•
Indeks pendidikan : 2/3 (0,9310) + 1/3 (0,4693) = 0,7771
•
Indeks Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan :
(551,35 – 300) / (732,72 – 300) = 0,5808
Akhirnya
angka IPM dapat dihitung menggunakan persamaan (1) :
IPM = 1/3 (0,6655 + 0,7771 +
0,5808) = 0,6745 (Angka sementara)
Sebagai catatan, Untuk
memudahkan dalam membaca angka IPM disajikan dalam ratusan (dikalikan 100)
sehingga IPM Jawa Barat Tahun 2002 adalah 67,45
Bagan
1. Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia
Tabel 2
Ranking
Indeks Pembagunan Manusia
di
beberapa Negara pada tahun 2006-2007
Negara
|
2006
|
2007
|
Indonesia
Vietnam
Filipina
Thailand
Malaysia
Brunei
Singapura
Jepang
|
109
114
102
81
63
27
28
8
|
111
116
105
87
66
30
23
10
|
Sumber : UNDP, Human
Development Report 2006-2007
Tabel. 3
Nilai Indeks Pembangunan Manusia (HDI) di Asia
berdasarkan data tahun 2007
Negara
|
Harapan
hidup sejak lahir
(tahun)
|
Tingkat
melek huruf
(
% )
|
Ratio
pendaftaran sekolah
(
% )
|
PDB
real per orang
|
Education
Index
|
Nilai
HDI
|
Peringkat
|
Jepang
|
82,7
|
99,0
|
87
|
33.632
|
0,95
|
0,960
|
10
|
Singapura
|
80,2
|
94,4
|
85
|
40.000
|
0,91
|
0,944
|
23
|
Hongkong
|
82,2
|
94,6
|
74
|
40.000
|
0,88
|
0,944
|
24
|
Korea
|
79,2
|
99,0
|
99
|
24.801
|
0,99
|
0,937
|
26
|
Brunei
|
77,0
|
94,9
|
78
|
40.000
|
0,89
|
0,920
|
30
|
Malaysia
|
74,1
|
91,9
|
71
|
13.518
|
0,85
|
0,829
|
66
|
Thailand
|
68,7
|
94,1
|
78
|
8.135
|
0,89
|
0,783
|
87
|
RR
Cina
|
72,9
|
93,3
|
69
|
5.383
|
0,85
|
0,772
|
92
|
Filipina
|
71,6
|
93,4
|
80
|
3.406
|
0,89
|
0,751
|
105
|
Indonesia
|
70,5
|
92,0
|
68
|
3.712
|
0,84
|
0,734
|
111
|
Vietnam
|
74,3
|
90,3
|
62
|
2.600
|
0,81
|
0,725
|
116
|
Laos
|
64,6
|
72,7
|
60
|
2.165
|
0,68
|
0,619
|
133
|
Kamboja
|
60,6
|
76,3
|
59
|
1.802
|
0,70
|
0,593
|
137
|
Myanmar
|
61,2
|
89,9
|
56
|
904
|
0,79
|
0,586
|
138
|
PNG
|
60,7
|
57,8
|
41
|
2.084
|
0,52
|
0,541
|
148
|
Sumber : UNDP, Human Development Report 2007.
Tabel 3di atas, angka harapan hidup tertinggi dicaapi oleh Jepang,
yaitu sebesar 82,7, artinya bahwa rata-rata masyarakat Jepang dapat mencapai
umur 82,7 tahun atau mendekati 83 tahun. Demikian pula untuk tingkat melek
huruf sebesar 99,0, artinya bahwa hanya 1 persen jumlah penduduk Jepang yang
buta huruf sisanya 99 persen sudah melek huruf. Hal ini menunjukkan bahwa,
tingkat buta huruf di Jepang sangat rendah.
Sebaliknya, untuk Indonesia angka harapan hidup dicapai pada angka
70,5, artinya bahwa masyarakat Indonesia hanya dapat bertahan hidup pada umur
70,5 tahun, bandingkan dengan Jepang yang dapat mencapai umur hampir 83 tahun.
Untuk melek huruf Indonesia hanya mencapai 92,0, artinya bahwa tingkat buta
huruf di Indonesia adalah sebesar 8,0 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Hanya 92,0 persen saja penduduk Indonesia yang tidak buta huruf. Ranking
tertinggi nilai HDI di Kawasan Asia dicapai oleh negara Jepang, yaitu ranking
10 dunia, sedangkan Indonesia ranking 111.
Berdasarkan
nilai tersebut, maka pembangunan manusia untuk Indonesia termasuk cukup,
sebaliknya pembangunan manusia di Jepang termasuk sangat tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa di Jepang, pembangunan sudah berorientasi pada kepentingan
manusia. Sumber daya manusia merupakan prioritas utama dalam usaha peningkatan
kualitas. Sebaliknya, di Indonesia, perhatian akan manusia dalam proses
pembangunan masih rendah, sehingga tidaklah mengherankan apabila kualitas
sumber daya manusia di Indonesia masih rendah.
C.
Mengukur Keberhasilan Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia tidak hanya
dilihat dari sisi ekonomi saja tetapi juga dari sisi lainnya. Oleh karena itu
keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh faktor ekonomi dan non ekonomi.
Dalam buku Mudrajad Kuncoro (Ekonomika Pembangunan, 2006) menetapkan ada 2
(dua) indikator utama dalam menentukan keberhasilan pembangunan di negara
sedanga berkembang, yaitu indikator ekonomi dan indikator sosial. Indikator
ekonomi meliputi :
1.
Laju pertumbuhan ekonomi
Laju
pertumbuhan ekonomi merupakan indikator ekonomi yang paling utama dalam menilai
keberhasilan pembangunan. Sebelum makna pembangunan mengalami perubahan,
pertumbuhan ekonomi merupakan suatu yang mutlak harus dicapai oleh negara
sedang berkembang.
2.
Gross National Product (GNP) atau Pendapatan nasional perkapita
Untuk
memperoleh data perhitungan pendapatan nasional perkapita suatu masyarakat ini
dapat diperoleh dengan cara menghitung pendapatan nasional atau GNP (gross
national product) suatu negara dibagi dengan jumlah penduduk. Perhitungan
pendapatan perkapita suatu masyarakat pada umumnya dilakukan tiap satu tahun
sekali. Dari data yang diperoleh ini dapat diambil manfaat antara lain :
a.
Dengan adanya data pendapatan perkapita suatu masyarakat dari tahun ke tahun
ini dapat memperlihatkan perkembangannya dari tahun ke tahun.
b.
Dengan tersedianya data di masa lalu ini dapat digunakan sebagai suatu acuan
dalam mengambil kebijakan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu perhitungan
pendapatan perkapita masyarakat suatu negara adalah sangat perlu dan penting
mengingat besar sekali manfaat yang diperoleh. Di samping itu untuk menganalisa
ada tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara dapat dilihat secara sekilas
dari data tersebut. Selain itu data perkembangan pendapatan perkapita
masyarakat suatu negara dari tahun ke tahun akan dapat memberikan suatu
gambaran mengenai antara lain :
1.
Laju perkembangan tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara.
2.
Perubahan dalam corak perbedaan tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara.
3.
Dapat meramalkan tingkat pendapatan perkapita penduduk suatu negara untuk masa
yang akan datang.
Dengan adanya data mengenai
tingkat pendapatan nasional dan jumlah penduduk dari tahun ke tahun maka bisa
dilihat laju pertumbuhan pendapatan nasional dari tahun ke tahun. Dengan
demikian maka dapat dibandingkan keadaannya. Karena tingkat pendapatan nasional
sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan, dengan demikian tingkat kesejahteraan
penduduk bisa juga dilihat dari tahun ke tahun apakah selalu mengalami
kenaikan, penurunan ataukah tetap.
3.
Gross Domestic Product (GDP) per perkapita dengan Purcashing Power Parity.
Indikator Sosial
meliputi :
1. Human Development Index (HDI)
2. Physical Quality Life
Index (PQLI)
Indeks
mutu hidup atau Physical Quality Life Index disingkat PQLI merupakan
indeks gabungan dari 3 indikator utama, yaitu Angka harapan hidup pada
usia satu tahun, Angka kematian, Tingkat melek huruf.
Jakarta, 8 November 2011--Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) atau Human Development Index (HDI) Indonesia berdasarkan riset United
Nations Development Programme (UNDP) meningkat dari 0,613 pada tahun 2010
menjadi 0,617 pada tahun ini. ndeks ini berbeda dengan versi Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) 2011 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam Susenas, IPM Indonesia mencapai 0,65. Hal ini menyebabkan perbedaan
peringkat HDI versi UNDP dan BPS. UNDP menempatkan HDI Indonesia di peringkat
124 dari 187 negara, Sedangkan jika menggunakan data BPS, HDI Indonesia berada
di peringkat 111. Perbedaan perhitungan ini terjadi karena adanya perbedaan
metodologi. Peningkatan IPM dipengaruhi tiga faktor, yaitu harapan hidup dan
kesehatan, pengetahuan serta standar hidup atau pendapatan perkapita.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan salah satu
meningkatkan IPM adalah dengan meningkatkan akses dan daya saing pendidikan
tinggi, mutu pendidik serta pembangunan perguruan tinggi negeri di daerah
perbatasan.
DAFTAR
RUJUKAN
Mardiyah, Siti, MA. 2001. Konsep
Indeks Pembangunan Manusia, Tiga Dimensi Pokok Pembangunan Manusia.
Biro Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur, Surabaya.
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/08/rumus-untuk-menghitung-ipm-indeks.html,
(online) diakses pada tanggal 5
februari
2012
http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2508:layanan-informasi&catid=143:berita-harian diakses pada tanggal 7 februari 2012
http://www.jombangkab.go.id/e-gov/misc/JDA/IPM_2010.pdf,
(online) diakses pada tanggal 3
februari
2012
http://purwakartakab.bps.go.id/data/Teknik%20Penghitungan%20IPM.swf,
diakses pada tanggal 30
januari
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar