III. PENGERTIAN HARGA DAN JUMLAH KESEIMBANGAN
A. Proses Terbentuknya Harga Keseimbangan
Sifat dasar konsumen atau pembeli adalah mendapatkan barang atau jasa yang diinginkannya dengan harga serendah mungkin. Sedangkan sifat dasar produsen atau penjual adalah selalu ingin menjual produk yang dibutuhkan konsumen dengan harga tinggi, yaitu dengan tujuan ingin mendapatkan keuntungan setinggi mungkin. Dengan keadaan tersebut maka akan terjadilah proses tawar – menawar, yaitu permintaan dan penawaran dari konsumen dan produsen. Pembeli dan penjual sama – sama menginginkan keuntungan. Pembeli ingin membayar semurah – murahnya. Sebaliknya penjual ingin menetapkan harga setinggi – tingginya. Dalam tawar – menawar tersebut pada akhirnya akan tercapai suatu “ bersedia membayar, dan penjual bersedia menjual barangnya.
B. Kurva Terbentuknya Harga Keseimbangan
Kita tahu bahwa kurva permintaan mempunyai sifat kemiringan negatif, dan kurva penawaran mempunyai sifat kemiringan positif. Bila kedua kurva ini digabungkan, maka kita akan mendapatkan satu titik potong. Titik potong antara kedua kurva inilah yang disebut dengan titik keseimbangan atau titik ekuilibrium. Titik ini bisa disebut juga harga keseimbangn atau harga ekuilibrium, karena pada titik ini keinginan pembeli dan penjual mencapai titik temu dan kedua belah pihak sama – sama puas.
C. Dampak Pergeseran Permintaan Terhadap Harga Keseimbangan
Apabila permintaan terhadap suatu barang naik atau turun pada harga yang berlaku sekarang, kurva permintaan akan bergeser dan membentuk harga keseimbangan yang baru seperti yang terlihat berikut ini.
D. Dampak Pergeseran Penawaran Terhadap Harga Keseimbangan
Seperti halnya permintaan, perubahan naik atau turunnya penawaran akan membuat kurva penawaran bergeser dan membentuk harga keseimbangan yang baru juga. Untuk lebih jelasnya kita lihat kurva berikut ini.
E. Pengertian Elastisitas
Untuk lebih memahami keadaan pasar, dan untuk dapat melakukan prediksi terhadap berbagai tindakan maupun keputusan yang diambil oleh produsen dan konsumen, kita perlu mengetahui kaitan dan sifat perubahan dari permintaan, penawaran dan harga itu sendiri. Ini antara lain dengan memahami konsep elastisitas. Elastisitas itu sendiri adalah kepekaan atau angka yang menunjukan perubahan harga barang terhadap perubahan jumlah barang atau pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta dan jumlah barang yang ditawarkan.
F. Jenis Elastisitas
a. Elastisitas Permintaan
Seorang ahli ekonomi bernama Alfred Marshall mengatakan bahwa elastisitas permintaan adalah elastisitas yang menunjukan perbandingan presentase perubahan barang atau jasa yagn diminta dengan presentase perubahan harga. Perubahan harga akan mengubah jumlah barang atau jasa yang diminta yang dinyatakan dalam koefisien elastisitas. Dalam menghitung elastisitas permintaan tanda negatif diabaikan.
Macam – macam Elastisitas Permintaan
1. Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0)
Permintaan inelastis sempurna terjadi ketika perubahan harga yang terjadi tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan (koefisien E = 0). Sebagai contoh adalah permintaan terhadap garam. Kondisi permintaan inelastis sempurna ini dapat dapat digambarkan ke dalam bentuk kurva.
2. Permintaan Inelastis (E < 1)
Permintan inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan. Nilai E < 1, artinya kenaikan harga sebesar 1 persen hanya diikuti penurunan jumlah yang diminta kurang dari satu persen, sebaliknya penurunan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan jumlah barang yang diminta kurang dari 1 persen. Sebagai contoh adalah permintaan masyarakat terhadap beras atau kebutuhan pokok lainnya.
3. Permintaan Elastis Uniter (E = 1)
Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan uniter adalah satu (E = 1), artinya kenaikan harga sebesar 1 persen diikuti oleh penurunan jumlah permintaan sebesar 1 persen, dan sebaliknya.
4. Permintaan Elastis (E > 1)
Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. Koefisien permintaan elastis bernilai lebih dari satu (E > 1), artinya kenaikan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan jumlah permintaan lebih dari 1 persen, dan sebaliknya. Kondisi ini biasanya terjadi pada permintaan permintaan terhadap mobil dan barang mewah lainnya
5. Permintaan Elastis Sempurna (E = ~)
Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu X atau Q (kuantitas barang)
b. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas penawaran.
Macam – macam Elastisitas Penawaran
1. Penawaran Inelastis Sempurna (E = 0)
Penawaran inelastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Kurva penawaran sejajar dengan sumbu vertikal Y atau P (tingkat harga).
2. Penawaran Inelastis (E < 1)
Penawaran inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran. Dengan kata lain, jumlah yang ditawarkan relatif tidak sensitif terhadap perubahan harga
3. Penawaran Elastis Uniter (E = 1)
Penawaran elastis uniter terjadi ketika perubahan harga sebanding dengan perubahan jumlah penawaran
4. Penawaran Elastis (E > 1)
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar.
5. Penawaran Elastis Sempurna (E = ~ )
Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu horisontal (X) atau Q (jumlah output yang ditawarkan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar